Chapter 5: Restaurant Le Bernardin
Pukul 8.00
Suasana di dalam restoran sangat sepi, ini dikarenakan Mereka menyewa seluruh tempat ini untuk pertemuan mereka secara pribadi dan juga untuk menjaga Privasi mereka agar para media tidak selalu menyorot mereka.
Edward, Erik dan juga Zeyena mengenakan pakaian yang senada berwarna Navi. Mereka pun menuju meja yang telah di sediakan.
“Selamat datang, Tuan Erik.” Ujar Xean Sergio yang kini tengah berdiri menyambut Keluarga Hansel.
“Terimakasih, Tuan Xean. Maaf menunggu lama, tadi di jalan sempat ada kendala.” Ujar Erik
“Tidak apa-apa, lagipula kami juga baru saja sampai di tempat ini.” Ujar Xean Santai.
“Ayo, silahkan duduk.” Sambung nya.
Mereka pun duduk di tempat yang telah di sediakan. Bisa dilihat saat ini, Xean membawa sosok wanita muda yang berusia 22 tahun tengah duduk di sampingnya, Edward menduga bahwa dia adalah anak dari tuan Xean yang menjadi partner kerja mereka.
Edward melihat Wajah tuan Xean yang sangat mirip dengan Anaknya, dan baru kali ini Edward melihat wajah pemilik perusahaan XS ini, kemarin waktu meeting pemilik XS tidak bisa datang dan hanya di gantikan oleh asisten nya.
“Xean, lama kita tidak bertemu, kemarin saat melakukan meeting untuk menjalani kontrak kita, kamu tidak bisa datang. Padahal aku sudah lama sekali tidak Bertemu dengan Mu. Bagaimana kabar mu?” Ujar Erik sembari tersenyum hangat.
“Baik, kami berdua hidup dengan baik. Kalau kamu?”
“Baik juga, Kami selalu bahagia karena tuhan memberikan kami kebahagiaan. Oh iya, wanita yang ada di sebelah mu itu? Bukankah dia Xaviera?”
Xean terkejut lalu tersenyum tidak percaya.” Kamu masih mengenali anak ku? Hebat sekali kamu Erik.”
“Yah siapa yang tidak kenal dengan Putri cantik mu itu, majalah tentangnya saja ada dimana-mana. Lagipula, Wajah kalian berdua sangat mirip, bagaimana bisa aku tidak mengenali dia.” Ujar Erik
Xean pun tertawa, ia tidak menyangka bahwa Teman semasa SMA nya akan menjadi partner kerja nya dan masih mengenalnya dengan baik. Padahal sudah lama mereka tidak bertemu. Tapi Erik, dia masih ingat tentang semua yang mereka lakukan baik dulu maupun bagaimana
Edward melirik Zeyena dan bertanya-tanya, Mengapa ayah menutupi kenyataan bahwa ayahnya akrab dengan Tuan Xean? Zeyena hanya menggeleng-gelengkan kelapa nya, ia juga tidak tau mengapa suaminya itu menutupi kenyataan bahwa yang menjadi partner bisnis mereka adalah temannya sendiri.
“Tak kusangka, dulu dia sangat kecil dan pemalu, sekarang sudah menjadi bintang model terkenal dan bahkan menjadi Artis papan atas, hebat kamu Xaviera.”
Xaviera pun tersenyum mendengar perkataan Erick.”Terimakasih paman.”
Entah Mengapa, Saat Edward melihat Xaviera, ia melihat sebuah wajah yang tidak asing, namun ia tidak tau siapa itu. Mata biru dan memiliki rambut berwarna emas. Bukankah Ciri-ciri yang dimiliki Xaviera sama dengan Wanita yang selalu mendatangi mimpinya?
Entahlah, Edward tidak tau harus berbuat apa, ia hanya ingin segera mengakhiri pertemuan yang sangat membosankan baginya ini.
“Oh iya, Edward ini adalah Anak saya Xaviera, dan Xaviera, ini adalah Edward, Putra Tunggal Tuan Erik dan Nyonya Zeyena.”
“Salam kenal, Tuan Edward. Saya Adalah Xaviera Anggelina Sergio. Putri dari Tuan Xean Sergio.” Tangan Xaviera pun terulur untuk menjabat tangan Edward. Namun Edward dengan gayanya yang kaku menerima uluran tangan Xaviera dan menjabat tangannya.
“E..Hai Xaviera, Saya Edward Christian Hansel. Salam kenal.”
Bahasa yang di gunakan oleh Edward sangat kaku, canggung dan terkesan Aneh. Erik menyikut lengan Edward untuk menunjukkan kehormatan sedikit.
Erik pun mendekati telinga Edward.”Berbicaralah dengan sopan kepada Xaviera, Ed.”
Edward menyerngitkan kening nya, Ia tak paham maksud ayahnya yang menyuruhnya berperilaku sopan, padahal dia sudah seperti ini saja sudah beruntung. Biasanya, Edward justru tidak akan berbicara sepatah atau dua patah terhadap seseorang yang baru ia kenal. Lagipula, mengapa ayahnya menjadi seperti ini? Tidak biasanya beliau berperilaku menjengkelkan seperti ini.
Ya, bagi Edward ini sangat menjengkelkan nya, Bayangkan, ayahnya tidak memberitahu kepada dia bahwa Ayahnya dan Tuan Xean berteman, terus tujuan melakukan pertemuan keluarga,itu apa? Padahal mereka sudah berteman dan tidak perlu mengadakan pertemuan ini, yang hanya membuang-buang waktu baginya.
Tak lama kemudian Makanan pun datang dan Chef sendiri yang menyajikan hidangan tersebut.
“Terimakasih Chef.” Ujar Xean
“Sudah kewajiban kami untuk menyajikan hidangan untuk para tamu kehormatan seperti Tuan Xean.” Ujar Chef tersebut sembari mengundurkan diri.
“Silahkan dinikmati hidangan nya, Semoga hidangan nya sesuai dengan selera kalian.”
Makanan yang tersaji dengan indah dan terlihat lezat itu terpampang jelas di hadapan mereka. Sebuah hidangan seafood yang sangat nikmat itu mereka santap dengan lahap.
Suasana kembali hening saat mereka mulai makan, tidak ada yang memulai percakapan. Mereka hanya fokus untuk makan dan menikmati hidangan yang telah di sajikan.
Zeyena melihat gaun Xaviera, ia baru sadar bahwa Xaviera mengenakan pakaian buatannya, gaun yang di kenakan oleh Xaviera adalah satu-satunya yang ia produksi hanya satu di dunia. Gaun yang ia design sendiri dan ia perkenalkan beberapa hari yang lalu itu menjadi rebutan para wanita yang hadir di sana. Bahkan saat itu, gaun tersebut di taksir dengan harga yang fantastis. Ia tak menyangka bahwa Yang membeli pakaian buatannya adalah Xaviera.
“Baju nya sangat cocok di kenakan oleh mu.” Ujar Zeyena
Xaviera yang asik makan pun terkejut saat mendengar perkataan Zeyena yang tiba-tiba muncul, sehingga membuatnya tersedak.
“Uhuk..uhuk...uhuk...”
Zeyena memberikan air putih kepada Xaviera yang tersedak akibat membuat Nya terkejut.
“Maafkan saya, saya tidak tau bahwa perkataan saya mengejutkan mu.”
Xaviera yang tengah mengelap mulutnya menggunakan tissue pun menggelengkan kepalanya. “Tidak nyonya, tidak apa-apa. Saya hanya terkejut karena Ketahuan oleh nyonya, kalau saya yang membeli baju ini beberapa hari yang lalu. Hehee..”
Zeyena tersenyum.”Apakah ayahmu tau? Kalau kamu membeli gaun itu dengan harga yang mahal?”
Xaviera pun melirik ayahnya yang tersenyum ke arahnya.”Ya, beliau mengetahui semua yang saya lakukan, Bahkan beliau juga tau kalau saya membeli gaun ini dengan harga yang fantastis, nyonya.”
“Anak ku, dari dulu sangat menyukai produk yang nyonya buat. Bahkan dia selalu membeli setiap produk keluaran terbaru dari Desain yang anda buat.” Ujar Xean menyambung pembicaraan antara Xaviera dan Zeyena.
Zeyena tersenyum.”Suatu kehormatan bagi saya karena kalian menyukai produk yang saya buat.”
“Tidak perlu seperti itu, Nyonya Hansel. Saya jadi tidak enak.” Ujar Xaviera.
Zeyena pun menyentuh tangan putih Xaviera.”Kalau begitu, bisakah kedepannya jangan memanggil saya Dengan nyonya? Saya tidak nyaman, panggil saja saya Bibi. Kamu saja memanggil suami saya dengan sebutan paman. Mengapa dengan saya kamu memanggil nyonya? Jadi mulai kedepannya, panggil saja saya Bibi, oke?”
Pipi Xaviera memerah,”Baiklah, bibi.”
“Wah, sepertinya mereka berdua sudah mulai akrab, bagaimana Erik? Apakah kita akan meneruskan hubungan ini ke jenjang yang lebih serius?”
Perkataan yang di lontarkan oleh Xean membuat Edward terkejut, ia melirik ke arah ayahnya. Wajahnya saat ini penuh dengan berbagai macam pertanyaan yang ingin keluar. Ia butuh penjelasan kepada ayahnya.
“Untuk hal itu, lebih baik kita tanyakan kepada Anaknya dulu, Xean. Kita tidak boleh mencampuri urusan percintaan anak muda.” Ujar Erik yang mengetahui bahwa Edward tidak akan pernah mau menerima hubungan ini jika di paksa.
“hm.. kamu benar. Sebaiknya kalian bertunangan dulu. Dan mengenal lebih baik satu sama lainnya.” Ujar Xean
Meski Xaviera juga terkejut dengan perkataan sang ayah, dan bahagia jika bisa dekat dengan Edward, Namun ia juga kurang setuju dengan perkataan sang ayah yang kesannya memaksakan hubungan ini. Pertunangan? Bahkan Edward dan dirinya baru kenal beberapa jam yang lalu. Mengapa mereka harus bertunangan secepat ini?
Xaviera bisa melihat dengan jelas wajah Edward yang tidak suka dengan hubungan perjodohan seperti ini, jika di lanjutkan maka Edward pasti akan membenci dirinya. Dan Xaviera tidak ingin hal itu terjadi.
“Ayah, sebaiknya kita berteman dulu. Kami baru saja bertemu beberapa jam yang lalu, dan ayah mengatakan kepada kami untuk bertunangan? Bukankah ini terlalu memaksa? Ayah tau, Xaviera tidak suka dengan sesuatu yang di paksakan. Jika berlanjut pasti akan berdampak kurang baik. Mohon ayah pikiran dulu baik-baik pertunangan itu, Dan Maaf jika perkataan saya menyinggung Kalian semua.” Ujar Xaviera.
Edward melihat Xaviera, ia tidak menyangka bahwa wanita yang ada di hadapan ibunya ini memiliki jalan pikiran yang sama dengan nya.
“Ya, Tuan Xean. Sebaiknya kami berteman dulu. Takutnya kepribadian kami tidak cocok dan itu akan sangat berbahaya untuk kedepannya.”Ujar Edward
“Hm.. baiklah, kalau begitu kalian berteman dulu. Lagipula Benar yang dikatakan oleh Vie. Bahwa sesuatu yang dipaksakan itu akan berdampak kurang baik di masa depan. Jika keinginan kalian berdua sudah seperti itu, aku tidak akan memaksa. Namun, alangkah baiknya jika kalian benar-benar jatuh cinta, jadi tak hanya hubungan pertemanan antara kita, hubungan bisnis antara kita juga semakin kuat.” Ujar Xean.
“Ya, alangkah baiknya jika kalian bisa saling mencintai, jadi untuk itu semoga pertemuan ini akan membawa hasil yang baik untuk hubungan di antara kita kedepannya.”ujar Erik
Mereka pun kembali berbincang-bincang. Tak menyangka bahwa yang apa di pikirkan oleh Edward sebelum nya hampir terjadi, untungnya Tuan Xean bukan tipe yang keras kepala. Jika hal itu terjadi, dan dia menolak permintaan Tuan Xean. Maka, kemungkinan hubungan antara kerjasama mereka juga ikut Batal.
***
“Ayah, kenapa ayah tidak bilang dari awal kalau kalian berdua sudah akrab? Dan juga, untuk apa Kalian mengadakan pertemuan keluarga seperti itu? Apakah dari awal ayah dan Tuan Xean sudah merencanakan hubungan ini?”
Edward saat ini tengah duduk di Sofa yang ada di ruang keluarga dan hanya mengenakan celana dan Kemeja putih. Di hadapannya terdapat Erik yang duduk dengan santai.
“Jika ayah memberitahu kamu dari awal kalau kami itu teman dekat, ayah takut kamu menyepelekan pertemuan ini dan tidak akan datang. Karena kamu pasti berpikir jika tidak datang, maka teman ayah akan mentoleransi nya, Sehingga ayah akan berbohong dan membuat alasan tentang dirimu yang sengaja menghindar dari pertemuan. Ayah sudah tidak mau lagi menjadi tameng hanya untuk kamu yang ingin menghindar.”
“Fan untuk perjodohan, itu sudah kami lakukan dari lama. Dan tidak salahnya kan mengenal orang lain?”
Perkataan sang ayah memang benar, jika dia sudah tau dari awal tentang hubungan antara ayahnya dan Tuan Xean, maka dia tidak akan datang, karena menurut nya itu hanyalah buang-buang waktu.
Edward hanya diam, ia tidak ingin menanggapi perkataan sang ayah.
“kalau begitu, Ed mau tidur.” Edward pun Menaiki anak tangga menuju Kamarnya. Erik dan Zeyena hanya beradu pandang melihat kelakuan anaknya yang seperti itu.
Dari dulu, Edward memang tipe anak yang tidak suka bersosialisasi. Bahkan mereka berdua takut, jika Edward tidak akan mempunyai teman dan teman hidupnya. Itu sebabnya Mereka kadang mencoba memperbaiki kepribadian Edward dengan memperkenalkan dengan orang-orang.
Sekarang, meski sifatnya itu masih sama dengan yang dulu, namun dia sedikit berubah dan menerima orang-orang yang hadir di dalam hidupnya. Ini juga merupakan suatu kemajuan yang menurut mereka sangat baik.
Satu-satunya teman yang ia miliki hanyalah Kenny, itu pun sering bertengkar karena sifat Edward yang ketus dan arogan. Untungnya Kenny tipe orang yang cuek dan Tidak memperdulikan Perkataan orang. Jika Kenny orang yang sensitif, maka Edward tidak akan mempunyai teman seumur hidup nya.
Daftar Chapter
Chapter 1: Prolog & BAB 1
1,620 kata
Chapter 2: ECH Corp.
1,132 kata
Chapter 3: Bab 3
1,495 kata
Chapter 4: Bab 4
1,113 kata
Chapter 5: Restaurant Le Bernardin
1,853 kata
Chapter 6: BAB 6
1,186 kata
Komentar Chapter (0)
Login untuk memberikan komentar
LoginBelum ada komentar. Jadilah yang pertama memberikan komentar!