Chapter 1: Bab 1
Terlihat Seorang wanita dan laki-laki kini tengah kebingungan di sebuah bandara. Wanita itu menyipitkan kedua matanya guna mencari dimana letak Taxi yang bisa mengantar mereka ke City Hall. Raut kesal dan Khawatir pun kini melanda dirinya.
“Zayn, Bisakah kau menelfon Taxi?” Tanya wanita itu lembut Dengan Wajah yang penuh Rasa Gusar.
Zayn pun menghela nafasnya “Kak, kita baru sampai di Rusia, Handphone ku habis batre.” Ujar Zayn sembari menujukan Smartphone nya yang telah mati.
Wanita itu menarik nafasnya pelan lalu menghembuskan nya secara perlahan. “Baiklah, kalau begitu kita cari toko Elektronik disini.”
Wanita itu pun menarik tangan Zayn dan mencari toko terdekat. Tak menunggu lama, ia pun menemukan sebuah toko Elektronik. Dengan sisa tabungan yang dia miliki, dia membeli beberapa peralatan serta kartu SIM Supaya bisa menggunakan layanan Internet di Negara Ini.
“Kak Ariesta, seperti nya semua orang pada sibuk. Lalu, kita harus bagaimana?” Tanya Zayn bingung.
Wanita yang bernama Ariesta Itu pun Termangu. Menatap sebuah Motor putih yang sama persis seperti yang dulu ia punya. Namun, semuanya Sudah Hancur ketika Tempat tinggalnya Hancur di Lahap Tsunami.
Zayn melihat Ariesta, Lalu memeluk Kakak nya yang begitu ia sayangi. “Kak, Zayn tau kakak sedang merindukan semua orang di tempat tinggal kita. Tapi, Zayn hanya ingin memberitahu, kalau kita sekarang bukan tinggal atau hidup di masa itu lagi. Itu masa suram yang harusnya ga kakak ingatin lagi.”
Ariesta Meneteskan air mata nya. Benar yang di katakan Zayn, Dia tidak seharusnya mengingat hal yang sudah seharusnya Hilang.
Ariesta pun mengelap Air matanya dan tersenyum. Kemudian dia berbicara kepada salah satu warga untuk mencari tahu letak City Hall. Karena Ariesta Memutuskan untuk Tinggal dan menetap di kota ini untuk waktu yang lama.
Ariesta dan Zayn di beritahu oleh salah satu warga lokal dimana letak City Hall berada. Mereka juga menemukan kalau di sana Ada Rental kendaraan. Dengan antusias Zayn dan Ariesta menyewa sepedah untuk ke City Hall.
***
City Hall, 12.00
Ariesta dan Zayn telah menyelesaikan Berkas-Berkas mereka dan mereka kini resmi pindah kewarganegaraan. Meski menunggu beberapa hari untuk pengesahan, tapi ini semua sudah cukup untuk mereka tinggal.
Ariesta melihat uang di rekening nya tinggal sedikit. Cukup untuk makan mereka beberapa hari. Tapi, tidak cukup untuk kebutuhan seperti tempat tinggal, dan transportasi.
“Zayn, bagaimana ini? Uang kita tinggal sedikit. Apa yang harus kita lakukan? Kita belum mempunyai identitas resmi, jadi tidak bisa masuk Kedalam instalasi pemerintah. Paling kita melakukan Job ringan seperti mengantar pizza, terus perbaikan listrik, antar sapi.” Ujar Ariesta Sembari melihat informasi tentang kota ini
Zayn memegang kedua bahu kakaknya. Berusaha menenangkan kakaknya agar tidak terlalu panik. “Kakak, Tenang saja. Zayn yang akan bekerja, kakak cukup di rumah saja.”
Ariesta menolak tegas. “Tidak Zayn! Kakak tidak ingin membebani mu.”
“Tapi kakak kan kondisi fisiknya lemah, Tidak seperti Kak Ruby. Justru Kakak cukup di rumah saja ya, biar Zayn yang Kerja, Lagipula Ada teman Zayn baru mengabari kalau dia juga Tinggal disini.”
Benar yang di katakan Zayn, Dia tidak sekuat Ruby. Meski Kembar, tapi kondisinya berbeda. Ruby terlahir sebagai anak yang kuat, memiliki perawakan Tegas. Sedangkan Ariesta, Dia Lemah, meski setiap perkataannya itu lembut. Dia Tidak bisa sekuat Ruby yang bisa menghadapi berbagai Rintangan.
Tapi tidak mungkin lagi bagi Ariesta untuk selalu bergantung kepada kedua adiknya. Dia juga harus bisa kuat, nanti jika mereka tidak ada, apa yang akan terjadi dengan dirinya?
“Zayn, kakak akan ikut. Kakak tau kamu mengkhawatirkan kakak, tapi kakak mohon untuk mencobanya ya, satu kali saja.” Ujar Ariesta snevari memohon kepada Adiknya.
Zayn tidak tega melihat kakaknya yang memohon seperti itu pun akhirnya dengan berat hati menyetujui permintaan kakaknya itu. Meski begitu, nanti dia harus menjelaskan kepada Ruby yang akan sulit dia hadapi.
“Baiklah kak, kalau begitu aku hubungi dahulu teman ku, nanti dia akan menjemput kita ketempat kerjaannya. Katanya sih, pengantar sapi kerja yang lumayan. Sembari menunggu pengesahan identitas kita, kita kerja ini dulu ya kak. Lumayan uangnya juga untuk menyewa tempat tinggal.” Ujar zayn sembari mengangkat telfon.
***
Sebuah mobil pick up berhenti di hadapan mereka. Menampilkan sosok pria tinggi yang berperawakan Lembut. Ia tersenyum kearah Zayn dan memeluk Zayn dengan antusias.
“Eyoww bro, sudah lama tidak bertemu.” Ujar pria itu sembari tersenyum kearah Zayn.
“Hahaa.. Iya Sudah lama sekali, biasanya dulu kita sering mancing setelah habis Kerja.” Ujar Zayn memeluk Pria itu.
Pria itu melihat Kearah Ariesta, dan dia tertegun.
“Wait, ini Ariesta? Right?” Ujarnya
“iyaa ini Kakak ku, Ariesta McGie.” Ujar zayn
Pria itu tersenyum. “Nona Ariesta apakah kau tidak mengenal saya? Shandy? Saya yang dulu pernah menjahili anda dulu dan kita modif mobil waktu di Carnaval.”
Ariesta pun memperhatikan wajah Shandy. Sembari menerka-nerka yang ada di otaknya, Apakah dia pernah bertemu pria ini? Tapi namanya kenapa mirip sekali sama pria yang paling ia hindari itu.
“wait, Shandy? Shandy yang pernah bekerja di bagian pemerintah? Yang biasanya suka menjahili saya itu?” Tanya Ariesta.
“Hahahaha iyaa benar sekali. Dulu saya yang suka menjahili anda sampai anda kesal dan kita juga sering menyetel musik untuk bersenang-senang di Rooftop bertiga.”
Ariesta menepak baju Shandy. “ kenapa kamu bisa berubah drastis seperti ini? Perasaan dulu kamu sangat tidak terawat. Kenapa sekarang tubuh mu terawat dan memiliki banyak otot.” Ujar Ariesta Tidak percaya.
Alasan Ariesta Tidak mengenali Shandy karena Selain Shandy dan dia sudah lama tidak bertemu, Shandy dulu tidak terurus, berbeda dengan sekarang. Sungguh perubahan yang ajaib.
“konon katanya jika seseorang memiliki perubahan drastis, maka ada seseorang yang memicunya dan dia ingin mendapatkan orang itu.”ujar Ariesta sembari melirik kearah zayn.
Zayn mengerti maksud Kakaknya itu. “Ah benar sekali. Kakak, dia katanya sedang mengincar wanita disini.” Ujar zayn sembari menahan tawanya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaannya Shandy ketika menyangkut soal wanita. Yang dulu mereka ketahui, Shandy itu sangat anti yang namanya percintaan. Bukan berarti dia tidak suka wanita. Hanya saja dia memiliki prinsipnya tersendiri mengenai cinta ini. Dan ketika ada yang membahas tentang percintaan, dia akan kesal.
Shandy menepak bahu Zayn. “apa-apaan kau Zayn. Aku ini bukan mengejar wanita, banyak wanita yang datang kesini. Tapi tidak ada satupun yang ku jadikan pasangan. Karena aku punya prinsip. “
“lantas kenapa kau merubah penampilan mu menjadi macho seperti ini?” Tanya Zayn dengan wajah tengilnya.
“Ini karena aku ingin menjadi polisi disini.” Ujar Shandy tegas.
Zayn dan Ariesta terkejut. “what? Police?” tanya Zayn
Shandy memberikan bukti pendaftaran masuk kepolisian. “ Gimana, percaya?”
Zayn tertawa “iya iya percaya.” Ucapan Zayn terhenti. Lalu dia mendekati telinga Zayn sembari membisikkan sesuatu. “Apakah kau akan korupsi?”
Shandy yang tampak kesal pun menepak bahu Zayn. “Diam. Aku tidak akan melakukan itu.”
“aku tidak percaya kau menjadi profesional seperti itu. Setidaknya nanti barang-barang yang kau sita pasti akan kau jual lagi kepada Gangster disini.” Ujar zayn
“Lebih baik kau diam saja Zayn. Atau nanti kau ku injak. “
Zayn dengan tawa kecilnya pun akhirnya mengalah. Dia puas ketika melihat lawannya itu kesal.
“yasudah ini katanya kita mau ke tempat pengantar sapi? Gimana kalau kita langsung saja. Biar tidak menunda waktu” ujar Ariesta
“baiklah, kalau begitu ayo.” Ucap Shandy.
Pada akhirnya, mereka pun memulai pekerjaan mereka dan uang yang mereka hasilkan untuk membeli kebutuhan mereka.
Daftar Chapter
Chapter 1: Bab 1
1,258 kata
Chapter 2: PERTEMUAN
1,246 kata
Chapter 3: HIM
1,239 kata
Chapter 4: PERASAAN
1,255 kata
Chapter 5: PERNIKAHAN
1,270 kata
Komentar Chapter (0)
Login untuk memberikan komentar
LoginBelum ada komentar. Jadilah yang pertama memberikan komentar!