')">
Progress Membaca 0%

Chapter 4: Thank, God. First Day Almost Over!

Aileen NM 15 Aug 2025 679 kata
GRATIS

Hari pertama yang penuh gejolak akhirnya akan segera berakhir juga. Setidaknya, begitulah harapanku sebagai PA baru si Bos.

Jam di dinding menunjukkan hampir pukul lima sore. Aku baru saja menyelesaikan pembayaran tagihan TV kabel di rumah si Bos. Tadi dia malah memintaku menelepon CS-nya untuk mengurangi beberapa fasilitas layanan TV tersebut. Sepertinya si Bos tidak punya cukup waktu untuk menonton televisi di rumah. Percuma dan hanya buang-buang uang saja, katanya. Bayar mahal-mahal untuk sesuatu yang tidak bisa dinikmati sepenuhnya. Dan kali ini aku setuju dengan pemikirannya.

Aku sedang membereskan folder-folder kerjaan di atas meja saat sebuah pop up pesan singkat muncul dari ponselku.

[Hello, Mars. How was your day?]

Kubaca pengirimnya. Lalu tersenyum sebelum mengetikkan balasan.

[Hi, Ethan. Full of stress!]

Ethan Malachi, mantan bosku di kantor yang lama. Tadinya kami berada satu divisi di keuangan. Setelah perusahaan kolaps, terjadi pengurangan karyawan besar-besaran. Sekali pun paling akhir, kami berdua tetap juga kena imbasnya. Itu terjadi enam bulan yang lalu.

Berbeda denganku yang masih tetep ngotot mencari pekerjaan sesuai bidang keilmuan dan pengalaman, Ethan malah berinisiatif membuka usaha sendiri. Dia kemudian mendirikan kantor biro jasa perekrutan asisten pribadi. Pas banget saat itu, si Bos Bryan ini, sahabatnya, sedang membutuhkan PA baru. Asisten yang sebelumnya resign karena katanya terkena kasus, entah apa. Jadilah Ethan mengajukan aku untuk menggantikannya.

Awalnya, aku sempat menolak. Namun kemudian tidak punya pilihan selain mengiyakan.

Thank God! Aku langsung diterima. Entah karena resume-ku memang semeyakinkan itu atau memang semua karena bumbu-bumbu penyedap si Ethan ini.

Ethan is typing.

Lalu sebuah stiker muka bengong Ethan beberapa saat kemudian muncul.

Aku tergelak. Narsis juga ini orang. Bikin stiker pake muka sendiri.

Menyusul dibawahnya kejutan lain dari Ethan.

[Gue pengin denger langsung cerita hari pertama lo. Gue jemput di kantor, ya?]

Aku terdiam sejenak sebelum memutuskan membalas.

[Gue belum tahu bakal pulang jam berapa. Si bos belum bilang.]

[OK. Gue tunggu kabar dari lo. Atau, nanti gue yang tanya aja sama bos lo?]

Aku balas secepatnya dengan sebuah stiker gambar, semangkuk sayuran yang berisi nangka muda, kacang panjang, terong dan beberapa bahan lainnya.

[TERSERAH LODEH]

Ethan lalu mengirimiku stiker mukanya lagi yang sedang tertawa terbahak-bahak.

Aku menutup ponsel dengan senyum lebar. Sejenak lupa kepenatan yang mendera akibat pekerjaan yang tiada habisnya sejak pagi.

Aku mendongak dan terkejut dalam waktu bersamaan.

Si Bos seketika sudah berdiri di depan mejaku seperti hantu. Muncul tiba-tiba dan memberi efek pengin nonjok mukanya karena senyum-senyum nggak jelas.

"Someone special?" tebaknya sok tahu.

‘None of your business’ tentunya aku bergumam dalam hati.

Si Bos meletakkan cangkir kopinya yang telah tandas di mejaku.

Aku menatapnya dengan tatapan Mau nambah, Bos? yang segera dibalasnya.

"Yes, please. Kopi hitam panas tanpa gula."

Pak Bos berbalik dan ngeloyor kembali ke meja kerjanya.

Belum jauh melangkah, dia memutar tubuhnya sedikit sambil berkata, "Hari ini hari pertamamu bekerja di sini. Dan karena Jumat, kamu boleh pulang lebih awal. Tentunya setelah kopi hitam dan laporan yang tadi saya minta."

Aku nyaris saja melonjak kegirangan kalau tidak ingat masih di dalam kantor dan dibawah pengamatan si Bos. Oh, yes! Akhirnya, hari yang melelahkan ini, akan segera berakhir juga!

Secepatnya kucetak laporan yang diminta Pak Bos, yang memang sudah sejak tadi kuselesaikan. Menyisipkannya dalam folder plastik transparan untuk kuserahkan bersama kopi hitamnya nanti.

Aku bergegas ke pantry untuk tugas terakhir hari ini. Rasanya lega. Hari pertama berjalan lancar. Sekalipun masih canggung dengan sikap Pak Bos yang kadang seenaknya sendiri.

Hanya beberapa menit berselang, aku kembali ke ruangan membawa secangkir kopi panas di tangan. Wangi parfum wanita seketika menguar menyengat hidung, saat pertama kali aku membuka pintu.

Tidak ada siapa pun. Hanya pintu ruangan Pak Bos kini tertutup rapat.

Aku mengetuk perlahan. Tidak ada jawaban.

Mengetuk lagi.

Tetap sepi.

Tanpa bermaksud menguping, tapi kemudian dari dalam ruangan si Bos, aku mendengar seperti suara-suara desahan dan erangan tertahan. Mungkin karena pintu yang kedap udara, suara itu terdengar pelan saja. Namun, cukup membuat dadaku bergemuruh kencang dan jantung nyaris meledak. Asupan oksigen ke kepalaku pun seolah berhenti.

Kepalaku berdenyut.

Good grief, Boss! Lagi ngapain, sih, di dalam sana?!

Daftar Chapter

Chapter 1: Prolog - Meet The Boss

1,053 kata

GRATIS

Chapter 2: Tugas Pertama

689 kata

GRATIS

Chapter 3: What A Boss!

567 kata

GRATIS

Chapter 4: Thank, God. First Day Almost O...

679 kata

GRATIS
SEDANG DIBACA

Chapter 5: 24 Hour/7 Day Stand By

697 kata

GRATIS

Chapter 6: Chapter 6 - Rok Mini

602 kata

GRATIS

Komentar Chapter (0)

Login untuk memberikan komentar

Login

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama memberikan komentar!