')">
Progress Membaca 0%

Chapter 1: Bab 1

Emery 23 Aug 2025 741 kata
GRATIS

"Kamu yakin mau menjadikannya istri, Tam? Cewek nggak jelas statusnya gitu kenapa kamu pertahankan? Kalau janda jelas memang sudah pernah menikah. Lah ini status gadis tapi sudah bolong kayak janda. Pokoknya Mama nggak sudi punya menantu seperti dia. Bikin malu saja," ucap mama bang Tama sambil menghina dan mencaci maki Kinanti di depan wajahnya. Kinanti sendiri berusaha menahan air mata yang sedari tadi sudah akan turun dan membanjiri paras ayu wajahnya.

"Ma … Tama mohon kali ini aja Mama restui hubungan kami! Tama cinta banget sama Kinan, Ma. Tama jamin kalau Kinan akan menjadi menantu yang baik untuk Mama," ucap Tama sambil menggenggam tangan sang mama yang berdiri angkuh tanpa mau memandang Kinan.

"Pokoknya sampai kapanpun Mama tidak sudi punya menantu seperti dia dan kamu Tama silakan kamu pilih Mama atau gadis rasa janda itu?" tunjuk mama Tama sambil memandang Kinan dengan tatapan penuh kebencian. Bahkan tanpa kata lagi Mama Tama langsung meninggalkan ruang tamu begitu saja.

Degh!

Jantung Kinanti Ayu atau yang sering dipanggil Kinan itu, rasa-rasanya sakit sekali lagi-lagi mendengarkan penolakan serta caci maki dari sang calon mertua tanpa belas kasihan sedikitpun. Padahal semua itu terjadi karena bukan ingin Kinan yang mengalami pemerkosaan tanpa tahu pelakunya hingga kini.

Perkataan dan hinaan yang diterima selama ini terus menari-nari di otak Kinan. Bukan mau Kinan mengalami hal seperti ini. Dunianya seakan runtuh mengingat peristiwa yang terjadi 4 tahun yang lalu. Bahkan karena kasus pemerkosaan yang dialami olehnya, dia harus kehilangan sang calon suami yang tidak menginginkan wanita bekas dijamah pria lain padahal tinggal 2 minggu lagi dirinya akan melangsungkan pernikahan.

Penderitaan Kinan masih belum berakhir, bahkan sang kepala keluarga sampai sakit-sakitan karena menanggung malu akibat cibiran dari orang-orang yang berada di sekitar tempat tinggalnya, hingga akhirnya ayah Kinan harus depresi sampai meninggal dunia.

"Bang. Kayaknya kamu mendingan pertimbangkan hubungan kita lagi! Aku nggak mau kamu jadi anak durhaka, Bang. Mungkin kita tidak berjodoh."

"Jangan ngomong gitu Kinan, Nanti aku coba lagi bicara ke Mama supaya bisa nerima kamu. Tetap bertahan, ya!"

"Maaf, Bang. Aku nggak bisa." Kinan pun berlari meninggalkan kediaman sang kekasih dengan menangis sepanjang perjalanan, meluapkan segala perasaan yang menghantam batinnya. 

Rasa sedih dan kecewa yang melanda, menyebabkan Kinan berlari tanpa memperdulikan lalu lalang kendaraan di sepanjang jalan raya yang melintas. 

Brak!

Tiba-tiba tubuh Kinan terpental karena tertabrak laju kendaraan mobil mewah yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi. Kondisi jalan raya yang agak gelap mengingat hari sudah malam, menyebabkan suasana sekitar jalan raya tampak sepi hanya ada laju kendaraan yang seolah-olah saling berlomba-lomba untuk cepat sampai di tempat tujuan.

Degh!

Sang pengemudi merasa kaget dan tidak percaya kalau baru saja dirinya menabrak seorang gadis, bahkan sang gadis yang sedang terbaring di depan mobil miliknya terlihat tidak sadarkan diri dengan kondisi tubuh yang bersimpah darah.

"Astaga … apa yang barusan aku lakukan?" Masih dalam kondisi syok sang pengemudi memutuskan untuk menghampiri sang gadis dan berusaha melihat seberapa serius luka yang dideritanya efek tabrakan tersebut.

Ketika sang pengemudi mobil mewah itu membalik dan melihat sosok gadis yang ditabraknya. Tiba-tiba jantungnya berhenti berdetak, otaknya kosong, dirinya terpaku untuk sekian detik. Hingga sang pria tersadar dari keterpakuannya akibat panggilan seseorang yang mengagetkannya.

"Papa …." Panggil anak perempuan nan cantik berusia sekitar 3 tahun yang sedari tadi merasa khawatir karena sang papa tidak kunjung juga kembali melajukan mobilnya, sesaat dia diminta untuk duduk diam menunggu di dalam mobil seorang diri.

"Sayang Rahma, tolong bantu Papa, Nak. Masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi depan. Papa mau bantu Tante ini yang terluka."

"Iya, Pa. Kok berdarah, Pa?" tanya sang putri bingung.

"Iya, Nak. Nanti kita obati Tante ini ya, Nak. Ayo cepat masuk!"

Tanpa banyak kata Rahma, mengikuti ucapan sang papa karena khawatir melihat wanita yang sedang digendong kemudian dibaringkan di kursi penumpang belakang. Dengan kecepatan penuh sang pengemudi langsung membelokkan stir mobil ke arah Rumah Sakit Kasih yang berlokasi tidak jauh dari lokasi dirinya menabrak wanita yang dikenal sebagai teman dari mendiang istrinya.

Tidak berselang lama sampai juga mereka di lokasi rumah sakit yang terlihat sepi mengingat hari sudah malam.

"Ayo Rahma! Ikut Papa dan jangan rewel ya! Kita harus menyelamatkan Tante ini lebih dulu!"

"Iya, Pa. Rahma takut, Pa."

"Bantu do'a ya, Nak. Semoga kondisi Tante tidak ada yang terluka parah!" 

Riko dengan sigap langsung menggendong Kinan, sedangkan Rahma ikut berjalan di sampingnya dengan berpegangan pada sisi baju yang Riko pakai.

"Tolong ...." teriak Riko saat berada di depan pintu IGD.

*

Terima kasih bagi yang sudah hadir. Jangan lupa tinggalkan jejak dan subscribe, ya. Happy reading😄

Chapter Sebelumnya
Chapter 1 dari 7
Chapter Selanjutnya

Daftar Chapter

Chapter 1: Bab 1

741 kata

GRATIS
SEDANG DIBACA

Chapter 2: Bab 2

722 kata

GRATIS

Chapter 3: Bab 3

781 kata

GRATIS

Chapter 4: Bab 4

890 kata

GRATIS

Chapter 5: Bab 5

750 kata

GRATIS

Chapter 6: Bab 6

819 kata

10 KOIN

Chapter 7: Bab 7

738 kata

10 KOIN

Komentar Chapter (0)

Login untuk memberikan komentar

Login

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama memberikan komentar!