“Saya terima nikah dan kawinnya Kinanthi binti Asmawira dengan mas kawin tersebut, tunai!”

Suara mantab dan penuh keyakinan itu terucap dari bibir Dana, pagi ini.

“Bagaimana, para saksi? Sah?” tanya penghulu setelah Dana mengucap ijab qabulnya.

“Sah!” Kedua saksi berucap bersamaan.

Beberapa tetangga dan kerabat yang hadir merasa lega. Bu Ratmi terlihat tak bisa menahan air matanya, sementara bu Asih juga tak kalah haru ketika akhirnya Dana sudah menikah. Bu Ratmi terdengar sesenggukan, Bu Asih menenangkan penuh kehangatan.

Namun yang tak bisa menahan tangisnya kemudian adalah Kinan. Gadis cantik berkulit bersih itu menyalami Dana, mencium tangan lelaki itu dengan takzim sebagai bentuk rasa syukur dan pengabdiannya sebagai seorang istri kepada suaminya.

Dengan lembut, Dana mengecup kening Kinan. Hatinya membuncah oleh rasa haru dan bahagia karena akhirnya dia bisa menikah dengan perempuan di depannya itu. Meski penuh dengan kontrovesi dalam keluarganya, tetapi Dana tak akan goyah.

“Terima kasih, Mas,” ucap Kinan lirih dengan mata yang membasah. Rasa syukur Kinan tak terucapkan ketika Dana serius melamarnya, padahal mereka baru sekali bertemu.

Mungkin Dana gila, tapi yang pasti Kinan waras ketika menyetujui lamaran itu.

Dana tersenyum mengangguk dan memeluk Kinan untuk pertama kalinya. Namun dalam hati Dana berjanji, dia akan selau memeluk perempuan itu sesulit apapun keadaan mereka di masa mendatang.

“Menangislah, Kinan. Tapi berjanjilah bahwa ini tangisan terakhirmu karena aku ingin mulai hari ini dan selamanya kamu akan tersenyum untukku.”

Kinan mengangguk kecil dan berjanji dalam hati bahwa apapun yang nanti terjadi hidupnya hanya untuk Dana.

Dana sadar, hari-hari ke depan tak akan mudah bagi mereka berdua. Mungkin mudah bagi Dana yang sudah jatuh cinta pada padangan pertamanya terhadap Kinan, tapi mungkin tak mudah bagi Kinan untuk menerima dirinya mengingat mereka baru mengenal. Tetapi Dana yakin, dia  akan bisa menjalani semuanya bersama Kinan.

Asal Kinan setia dan selalu ada untuknya, Dana tak peduli yang lainnya.

***