Chapter 5: Semua Salah Kalian
Sandra menyeret mayat Vino ke halaman belakang. Ia sudah menggali lubang untuk menguburkan mayat pria itu. Ia melakukan semua itu sendiri tanpa bantuan manusia, tetapi ia dibantu oleh makhluk dari alam lain. Pria itu adalah tumbal kesepuluh untuk Nyi Woro. Iblis yang bersekutu dengannya selama 5 tahun ini. Ia harus mencari tumbal hati pria untuk dipersembahkan pada Nyi Woro.
Tak sulit untuk Sandra mendapatkan tumbal. Ia tinggal menebarkan kecantikan dan berpakaian seksi, pasti para pria hidung belang akan terpikat dengannya. Targetnya memang para pria yang ingin mencari kesenangan di luar rumah. Padahal ada istri sah yang halal untuk mereka jamah. Namun, dasar pria! Mereka sepertinya tidak puas dengan satu wanita saja.
Sandra menyekat peluh di dahi dengan lengannya. Kemudian ia melempar Vino yang berlumuran darah ke dalam lubang itu, lalu ia mengambil cangkul dan menimbun pria itu dengan tanah. Untungnya rumah Sandra berada paling ujung, hingga tak ada satu pun yang akan mencurigainya karena lokasi yang jarang di lewati orang-orang.
"Akhirnya, selesai juga," ucap Sandra sambil meletakkan cangkul di sana. “Sampai kapak, Gue harus ngebunuh orang kayak gini? Semua ini gara-gara mereka. Kalau saja, mereka tidak berpisah. Mungkin aku tak akan bersekutu dengan iblis.”
Sepuluh tahun yang lalu, orang tua Sandra memutuskan untuk berpisah dengan alasan sudah tidak cocok lagi. Saat itu, Sandra berusia 15 tahun dan masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Ia tahu, alasan mereka berpisah bukan karena tidak cocok, tetapi mereka memiliki selingkuhan masing-masing. Hak asuh dirinya jatuh pada sang ibu. Setelah masa Iddah habis, sang ibu langsung menikah lagi dengan pria selingkuhannya yang ternyata bersekutu dengan iblis. Ternyata sang ibu sudah lama menjadi incaran tumbalnya. Setelah satu menikah, ibu Sandra meninggal dengan kondisi hati yang hilang.
Sepeninggalan ibu, Sandra bingung. Ia ingin tinggal bersama ayah kandungnya, tetapi ternyata sang ayah sudah pindah ke luar negeri. Terpaksa, ia harus tinggal bersama ayah tirinya dan menjadi pelampiasan bejat pria itu.
"Sepertinya, aku tahu harus melakukan apa? Ya, itu satu-satunya cara agar aku terlepas dari persekutuan iblis ini," ujar Sandra sambil tersenyum misterius.
Sandra masuk ke dalam rumah. Ia yakin Ayah tirinya sedang melakukan ritual penyerahan tumbal. Setiap melakukan ritual itu, ia tidak boleh masuk ke dalam ruangan itu. Ketika ia menanyakan alasannya, pria itu tidak memberitahunya. Namun kali ini, ia akan mencoba melanggarnya. Pelan-pelan, ia melangkah mendekati ruangan itu dan membuka pintu itu. Di sana terlihat sang ayah tiri sedang memakan hati dengan lahap, sepertinya iblis itu sudah merasuk ke dalam raga ayah tirinya.
"Kamu, kenapa kemari?" tanya iblis dalam raga ayah tirinya dengan nada marah. Ia merasa terganggu dengan kehadiran Sandra.
"Aku ingin melenyapkan pria yang kau rasuki," aku Sandra. Ya, sudah sejak lama, ia ingin menghabisi ayah tirinya. Ia sudah lelah menjadi budak nafsunya setiap hari. Beberapa kali pula, ia menggugurkan kandungannya.
"Oh, kamu dendam padanya?" tanya iblis itu menghentikan makannya.
"Ya, aku sangat dendam sekali." Mata Sandra berapi-api. Dari tadi, ia sudah memegang pisau di tangan kirinya.
"Bunuh saja, pria ini. Aku sudah tidak mau bekerj sama lagi dengannya. Aku ingin bekerja sama denganmu, sepertinya kamu lebih lihai dalam mencari mangsa. Ayo, bunuhlah!" Iblis itu mempersilakan Sandra untuk maju dan membunuh ayah tirinya, hingga meninggal.
Sandra tak menginginkan hidup seperti ini. Namun, perpisahan orang tuanya membuat hidup Sandra berubah. Mereka tak pernah menyelidiki, apakah orang baru yang mereka hadirkan di kehidupan masing-masing membawa sampai baik atau buruk bagi kehidupannya kelak. Mereka seakan tak pernah memikirkan nasib anaknya sendiri.
Setelah ayah tiri Sandra meninggal. Sandra memutuskan untuk bunuh diri karena ia tak ingin menjadi sekutu iblis dan menumbalkan orang lagi. Meski pun orang yang ia jadikan tumbal adalah para pria tak bermoral. Pisau bekas membunuh sang ayah tiri, ia tancapkan ke perutnya. Seketika ia pun meninggal di samping jasad ayah tirinya.
Daftar Chapter
Chapter 1: Buta
1,803 kata
Chapter 2: Lunas
1,443 kata
Chapter 3: Ruang Bawah Tanah
1,415 kata
Chapter 4: Diteror Mantan Hantu
1,653 kata
Chapter 5: Semua Salah Kalian
625 kata
Komentar Chapter (0)
Login untuk memberikan komentar
LoginBelum ada komentar. Jadilah yang pertama memberikan komentar!