')">
Progress Membaca 0%

Chapter 5: Jika memang kau datang untukku

Freddy San 15 Aug 2025 1,202 kata
GRATIS

Jika memang kau datang untukku,

jangan hanya sekedar singgah,

jadilah bagian dari diriku,

yang takkan pernah terpisah.

*****

Lady menuju ruang praktek Broto yang terletak di salah satu sudut rumah sakit elit di kawasan Jakarta Selatan. Semalam ia sudah membuat jadwal konsultasi dengannya.

“Permisi, saya sudah ada janji dengan Dokter Broto, atas nama Ladyane Wilson,” kata Lady pada asisten Broto.

“Ditunggu sebentar ya, Bu,” jawab gadis berseragam perawat ini mempersilahkan Lady duduk. Terlihat gadis itu mengetuk pintu ruangan Broto tiga kali sebelum kemudian membukanya.

“Atas nama ibu Ladyane sudah datang, Dok,” katanya.

“Thanks, ya.” Broto bergegas mendekati pintu. Gadis itu kembali duduk ke kursinya, menghadap meja resepsionis.

“Hai, Lad. Ayo, masuk.” Broto menyapa sembari tersenyum. Lady membalas, tersenyum sambil mengangguk. Wanita cantik itu melangkah masuk ke ruangan Broto.

“Wah, sudah lama kita tidak bertemu, ya. Lima tahun?” Broto memulai percakapan sambil mempersilakan Lady duduk.

“Sekitar itulah. Gue lihat di instagram, anak lo udah mulai bisa jalan, ya,” kata Lady sedikit berbasa-basi.

“Yap. Eh, ngomong-ngomong, lo ke sini untuk konsultasi atau berkunjung?” Broto penasaran dengan kedatangan mantan gebetannya.

“Kalau kunjungan pertemanan, gue rasa akan lebih nyaman kita ketemu di luar,” jawab wanita di depannya. Jawaban Lady sudah mampu mengisyaratkan bahwa kunjungan dia tentu sebagai seorang pasien.

“Oke, so what can I do to help you?” Broto menyadari bahwa sampai detik ini Lady tetap tidak memiliki rasa yang istimewa padanya, seperti yang dia rasakan. Sikap wanita ini masih sama seperti dulu. 

Lady kemudian menceritakan rencana mereka untuk memiliki anak dengan menyewa rahim wanita lain. Broto sangat terkejut mendengar penjelasan Lady dan tidak menyangka bahwa dia dan sang suami harus menempuh jalan seperti itu untuk memiliki keturunan. Dia berusaha membujuk agar Lady membatalkan niat aneh tersebut.

“Surrogate mother bisa dilakukan jika memang rahim sang ibu lemah. Bukan hanya karena alasan estetika, Lad. Coba lo pikir ulang, deh. Menjadi seorang ibu itu sesuatu yang menggembirakan dan membanggakan bagi seorang wanita. Dan lagi ... tidak semudah dan sesedrhana itu untuk menemukan wanita yang mau disewa rahimnya. Ditambah lagi, resiko bahwa dia akan jatuh cinta pada bayi yang dititipkan di rahimnya. Kebanyakan jadi tidak tega melepas si bayi setelah merasakan proses dan perjuangan melahirkan, apalagi setelah melihat wajah si bayi dan menyusuinya. Banyak hal yang perlu kalian pikirkan lagi matang-matang.” Broto mencoba memberikan penjelasan.

“Bagaimana kalau gue mandul? Jadi, mustahil buat gue untuk punya anak.” Lady mengucapkan dengan bibir bergetar. Terlihat sekali, dia berusaha menahan bulir-bulir air yang menggenang di matanya untuk tidak meluncur turun.

“Maksud lo? Jangan klaim seperti itu kalau belum lakukan tes, dan menurut gue-” 

“Gue udah tes. Dari empat bulan pernikahan kami, gue udah coba tes karena penasaran dengan diri gue yang nggak kunjung hamil dengan intensitas seksual kami yang terbilang sering, bahkan hampir setiap hari.” Lady memotong kalimat Broto.

Broto memandang wanita di hadapannya yang mulai menangis. Dia mengambil beberapa helai tisu dan mengulurkan pada Lady. Untuk beberapa saat, mereka saling terdiam. Lady mencoba menenangkan diri sebelum kemudian lanjut bercerita. 

Empat bulan usia pernikahan mereka, Lady memang menemui seorang dokter. Awalnya, dia hanya ingin berkonsultasi saja tentang program hamil yang sekiranya bisa mereka jalankan. Saat itulah, dokter menyarankan untuk memeriksakan diri terlebih dahulu, sebelum mulai memilih dan menentukan program yang akan diambil.

Lady kemudian menjalani serangkaian tes. Dia belum menceritakan semua itu pada Kala dan berencana akan berdiskusi setelah hasil tesnya keluar. Hasil tes Lady mengatakan bahwa dia mengalami sindrom ovarium polisistik yang membuatnya mengalami kesulitan dalam memroduksi sel telur. Dengan kata lain, tidak akan pernah bisa menghasilkan sel telur. Jadi, mustahil bagi dia untuk mengandung dan melahirkan seorang anak.

Kenyataan pahit ini membuat Lady sangat terpukul. Setelah menerima kabar buruk dari dokter, dia segera terbang berlibur ke Eropa selama dua minggu untuk menenangkan diri. Tentu saja, sampai sekarang Kala belum tahu mengenai hal ini.

Sejak saat itu, Lady selalu mengatakan bahwa dirinya belum siap menjadi seorang ibu. Berbagai alasan dia kemukakan, hingga menemukan alasan paling tepat untuk menolak hamil yaitu ingin tetap langsing dan cantik. Kala sering membujuk dia untuk mau hamil, tetapi selalu dia tolak. Sewa rahim selalu dia ajukan sebagai solusi.

Akhirnya, di tahun ketiga pernikahan mereka, Kala menyetujui keinginannya untuk menyewa rahim. Kenapa harus menyewa wanita yang cantik? Karena sel telur tentu berasal dari dia, bukan Lady. Ini satu rahasia yang ingin dia sembunyikan dari semua orang. 

“Jadi, kalian berencana memiliki anak dari sel telur wanita lain, sekaligus menyewa rahimnya?” Broto tercengang mendengar cerita Lady.

“Rencana gue. Kala tidak perlu tahu itu,” tukas Lady tegas.

“Wait, itu akan makin sulit buat kalian. Wanita itu harus merelakan anak kandungnya untuk menjadi anak kalian. Menyewakan rahim saja, sudah berat, lho. Sang ibu bisa jatuh cinta pada anak yang dikandungnya, meski tidak ada hubungan darah sama sekali. Apalagi ini ... anak kandung dia. Anak asli.”

Seperti dijelaskan Broto tadi, banyak terjadi si ibu surrogate setuju dengan semua perjanjian di awal, tetapi setelah melahirkan dan melihat sang bayi, apalagi menyusui, naluri keibuan tak mampu lagi dibendung. Sangat sulit untuk memisahkan keterikatan batin antara ibu dan anak kandungnya.

That’s why I need your help, Broto. Wanita itu tidak perlu tahu bahwa sel telur yang digunakan adalah miliknya. Semua akan jadi rahasia kita. Lo dan gue.” Lady menatap tajam mata dokter tampan di hadapannya.

Broto sangat terkejut. Tidak dia sangka, serentetan kalimat itu bisa keluar dari bibir cantik seorang wanita yang telah membuatnya jatuh hati hingga sekarang. Itu terlalu kejam. 

“Itu mustahil, Lad.” Dia menggelengkan kepala.

“Nggak ada yang mustahil, Broto. Lo bisa atur dan lakukan semua itu untuk gue, please.” Lady mencoba membujuk.

Broto menjelaskan bahwa semua yang dipikirkan Lady adalah melanggar hukum, juga melanggar kode etik seorang dokter. Tidak hanya itu, melawan hati nurani, kemanusiaan, agama, dan norma-norma yang ada. Sungguh perbuatan gila dan nekat. Bagaimana bisa mengambil sel telur tanpa ijin, merawat janin dengan menyewa rahim wanita itu sendiri, lahirlah seorang bayi mungil, lalu memisahkan dengan ibu kandungnya?

“Sangat tidak manusiawi dan berat untuk gue lakukan, Lad. Sorry.” Broto menghela napas yang tiba-tiba berasa sangat sesak.

“Jadi, percuma dong gue punya teman seorang dokter spesialis kandungan yang terkenal tapi nggak bisa bantu gue,” cerca Lady.

“Bukan begitu, Lad. Gue pasti bantu apa pun selagi gue bisa. Tapi permintaan lo ini mustahil.” Broto berkata pelan. Hati dia merasa tidak enak menolak permintaan wanita pujaan.

“Apa yang bisa gue kasih ke lo supaya lo mau bantu gue? Please, Broto. Hidup gue dipertaruhkan di sini. Gue nggak mau bercerai, apalagi dimadu hanya karena gue mandul!” Lady sedikit emosi mengatakan itu.

“Lo pengen liat kami cerai atau mungkin Kala punya istri lagi, atau selingkuhan? Lo seneng liat gue susah dan menderita?” lanjutnya lagi.

“Gue sanggup nikahin lo, kalo kalian bercerai.” Jawaban Broto sama sekali tidak disangka oleh Lady. Jawaban bodoh yang sangat tidak dia harapkan. 

“Gila. Terus gue jadi istri kedua atau simpanan lo gitu?” ejek Lady. “Lo pikir gue ini siapa?”

“Gue sanggup ceraikan istri gue, demi lo,” jawab Broto penuh keyakinan.

Chapter Sebelumnya
Chapter 5 dari 5
Chapter Selanjutnya

Daftar Chapter

Chapter 1: Tak bicara bukan berarti tak a...

1,101 kata

GRATIS

Chapter 2: Perbedaan membuat kita saling...

1,251 kata

GRATIS

Chapter 3: Aku pernah sederas hujan,

1,064 kata

GRATIS

Chapter 4: Caraku tertawa seolah tak pern...

1,240 kata

GRATIS

Chapter 5: Jika memang kau datang untukku

1,202 kata

GRATIS
SEDANG DIBACA

Komentar Chapter (0)

Login untuk memberikan komentar

Login

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama memberikan komentar!