Chapter 1: Warna Pelangi
Enam sahabat tengah duduk menatap sebuah layar kecil berukuran 17 inch. Mereka tengah menanti sebuah kabar penting. Meski pengumuman itu hanya untuk salah satu dari mereka, tetapi ke enam pemuda itu sama-sama antusias.
"Sumpah, gue deg-degan," Meira berucap sambil menepuk pelan dadanya. Matanya yang sipit semakin mengecil. Stanly, lelaki yang duduk di sampingnya menoleh sekilas, lalu tersenyum kecil.
"Gila tulisannya kecil-kecil banget." Rianty berucap seraya mengecilkan matanya.
"Kacamata lo mana?" Kali ini Adrian menyela.
Rianti menyeringai kecil, memperlihatkan gigi kelincinya. Kemudian mengambil kacamata berbingkai bulat yang tergeletak di meja.
"Gue diterima," teriak Hanna. Semua sahabatnya menatap layar laptop yang menampilkan pengumuman kelulusan. Rianti yang sudah memakai kacamatanya pun ikut histeris ketika melihat nama Hanna Ahira ada dalam daftar.
Keenam sahabat yang sudah berteman sejak di bangku Sekolah Menengah Pertama itu saling berpelukan.
"Selamat ya, Han." Satu per satu mengucapkannya dengan tulus.
"Gue bangga sama lo." sela Meira, setelah mereka melepas pelukan.
"Bukan cuma lo aja. Kita semua bangga," tekas Adrian.
Meira mengernyit. Perempuan bertubuh kurus itu menjulurkan lidahnya pada Adrian. Kedua sahabat Hanna yang ini memang sulit sekali akur. Selalu ada saja hal kecil yang membuat mereka berdebat.
“Ish. Persis kayak ular lidah lo.”
"Lo tu, ya." Meira ingin menjambak rambut Adrian, tetapi tangan Rianti segera menghalangi. Rianti adalah sosok paling sabar di antara keenam orang itu, selain Stanly yang tidak banyak bicara.
Persahabatan mereka benar-benar bagai pelangi. Bukan hanya dari hari-hari yang telah mereka lewati selama lima tahun terakhir. Tetapi juga dari karakter yang berbeda.
"Kapan lo berangkat?" tanya Daru, sambil membuka tutup minuman kaleng. Geng Rainbow itu duduk melingkar dengan aneka makanan dan minuman menjadi pusatnya.
Hanna selalu mengambil posisi di sebelah Stanly. Di sampingnya ada Meira, lalu Rianti yang berada di samping Adrian. Setelahnya ada Daru.
Hanna menatap Daru sekilas, lalu pada teman-temannya yang lain satu per satu. Dia merasa sedih jika harus berpisah dengan geng Rainbow-nya. Namun, melanjutkan pendidikan di sebuah universitas bergengsi di negeri ini juga merupakan salah satu impian Hanna yang dikabulkan Tuhan.
"Lusa," jawab Hanna. Matanya mulai merasakan sesuatu yang akan keluar, tetapi sebisa mungkin dia tahan. “Gue pasti bakal kangen sama lo semua.”
Meira teman yang biasanya paling heboh mulai mengipaskan tangan ke dekat mata. “Please. Jangan ada adegan nangis.”
Rianti tersenyum, dia membetulkan letak kacamatanya. Daru diam, tidak menunjukan ekspresi apa pun. Sedang Stanly yang duduk di samping Hanna, membiarkan bahunya menjadi sandaran kepala Hanna. Meski Stanly berperawakan kurus, tetapi bagi Hanna, pundak lelaki itu selalu nyaman untuk disandarkan.
Adrian bergidik, dia menatap kesal Meira. "Gak ada yang nangis, Mei. Lo lebay, deh."
Perempuan cantik dengan mata yang sipit dan hidung mancung itu langsung melempar Adrian dengan satu pak tisu yang tinggal separuh. “Lo tuh merusak suasana.”
Adrian baru akan mengambil tisu yang dilempar Meira, ingin membalas. Namun, gerak Rianti lebih cepat. Tisu itu langsung berada dalam tangan gadis manis berpipi chubby.
"Sini tisunya." Adrian berkata sambil melebarkan matanya.
Rianti menggeleng pelan. Meira mengangkat alis diikuti ujung bibir yang ditarik ke bawah. Melihat ekspresi itu kekesalan Adrian semakin menjadi. Hanna masih menyaksikan pertengkaran itu sebelum dia melihat gerakan lain Adrian yang akan mengambil sebungkus wafer. Ingin melemparnya pada Meira.
"Udah, sih. Kalian tuh ribut mulu, deh," sela Hanna. Kepalanya masih bersandar nyaman di bahu Stanly.
Daftar Chapter
Chapter 1: Warna Pelangi
562 kata
Chapter 2: Ada Jarak Di Antara Pelangi
666 kata
Chapter 3: Janji Rainbow
557 kata
Chapter 4: Baper
562 kata
Chapter 5: Adrian Si Merah
587 kata
Komentar Chapter (0)
Login untuk memberikan komentar
LoginBelum ada komentar. Jadilah yang pertama memberikan komentar!