')">
Progress Membaca 0%

Chapter 3: PERTEMUAN

Axeana 10 Sep 2025 1,108 kata
GRATIS

Ariesta Tampak kebingungan setelah ia mencari keberadaan Zayn yang entah kemana. Padahal tadi dia bilang ingin membeli Bensin. Ya, Ariesta Dan Zayn Yang baru saja membeli sebuah motor itu kehabisan bensin, Akibat Tersesat. Zayn berinisiatif untuk membeli Bensin terdekat. Ariesta yang menunggu di Halte bus pun melihat seorang pria yang tampak marah-marah sembari menendang mobilnya.

   Dengan Rasa penasaran, Ariesta pun mendekati pria tersebut.

“Humm permisi Sir, Dari tadi saya lihat anda sepertinya sedang kesusahan. Apa ada yang bisa saya bantu?” Tanya Ariesta.

Pria itu menoleh ke arah Ariesta. “ Ya ini mobil saya mogok terus, padahal baru saja di service.” Ketus nya.

Ariesta pun terdiam. Sembari melihat keadaan sekitar, apakah ada yang bisa di mintai tolong.

“oh ya, seperti nya kamu bukan orang sini asli ya?” Ujar Pria tersebut.

“iya, saya berasal dari Amerika. Kebetulan pindah ke sini karena tempat saya tinggal itu dilanda badai.”

“Oh iya, Pantesan tidak pernah melihat nya dan juga warna mata serta rambut mu menandakan orang luar.” Ujar pria tersebut sembari menelfon seseorang.

Beberapa saat kemudian Zayn pun datang dengan motor yang sudah di isi bensin full. “Kakak, abis dari mana? Zayn mencari keberadaan kakak yang tiba-tiba menghilang.” Ujar Zayn dengan penuh rasa khawatir.

Ariesta pun tersenyum. “Maaf ya Zayn, kakak mencoba membantu pria ini, karena sepertinya dia merasa kesusahan tadi.”

Zayn melihat pria tersebut yang tengah menelfon seseorang. “siapa dia?”

“Entah, Kakak juga tidak tau.”

Pria tersebut mematikan telfon nya. Lalu melihat Ariesta dan Zayn yang tengah melihatnya dengan tatapan penasaran.

“Eh, Ehehe maaf saya asik Menelfon. Oh iya ngomong-ngomong kita belum kenalan.”Ujar pria itu tersenyum. Senyuman lembut dan tulus yang baru Ariesta Lihat selama ia mengenal pria.

“Perkenalkan, nama saya Rill Schevenco. Panggil saja Rill.” Ujar Pria tersebut yang bernama Rill, sembari mengulurkan tangannya untuk berjabat.

“Perkenalkan nama saya Ariesta McGie dan ini Adik saya Zayn McGie.” Ujar Ariesta sembari menjabat tangannya.

“Nama yang indah.”Ujar Rill Lembut.

“Oh iya, kalian sudah ada pekerjaan?” sambung Rill.

“Saat ini, kami sedang berkerja Sebagai Pemeras susu sapi dan pengantar sapi.” Ujar Zayn.

Rill terdiam sembari melihat kedua kakak beradik itu. “Hmm... Melihat Kualifikasi kalian, Seperti nya kalian cocok bekerja di tempat saya.” Ujar Rill dengan percaya diri.

Ariesta dan Zayn kebingungan pun cuman bisa melihat kearah Zayn begitu sebaliknya. “Ehh hehe.. Maaf sebelumnya, Ini kerja apa ya?” Tanya Ariesta sembari menggaruk kepala yang tidak gatal.

“Oh tenang saja, ini Cuman melayani saja kok. Kebetulan saya punya Restoran, dan kekurangan orang.” Ujar Rill

Zayn dan Ariesta saling pandang. “Sebentar, saya diskusikan dulu sama Adik saya.”

“Silahkan, akan saya tunggu.”

Ariesta menarik tangan Zayn, dan berbisik dengan nya. “ Zayn, apakah menurut mu, Kita Terima saja? Kebetulan kan Restro disini lumayan. Siapa tau kita bisa beli rumah nantinya.” Ujar Ariesta

Zayn pun menyetujui permintaan kakaknya itu, toh lagipula Kerjaan sapi melelahkan. Takut kakaknya itu malah sakit karena kelelahan.

“Gimana? Tertarik?” Ujar Rill dengan penuh pengharapan.

“Baiklah kalau begitu, tapi kami belum memiliki kartu Identitas resmi, karena sedang di urus.” Ujar Zayn.

“Itu bisa di urus. Ayo kita ke City Hall. Di sana ada kenalan saya, yang mungkin punya kalian bisa di percepat.” Ujar Rill Senang.

“Kita jalan kaki. Kunci motornya jangan lupa.” Sambung Rill.

“Baiklah.”

***

City Hall 10.00 AM

  Mereka bertiga sampai di City Hall. Seorang pria datang menghampiri Rill dengan Raut wajah yang Ceria. Pria yg berperawakan Tinggi, warna matanya yang Hitam, serta Rambut nya yang sedikit coklat itu sedang memeluk Rill. Tampaknya mereka Sudah berteman lama. Terlihat dari Cara mereka berbincang.

“Rill, Kamu tumben sekali Kesini? Ada apa?” Tanya pria tersebut sembari melihat Zayn dan Ariesta.

“Eh itu, Sakha Bisakah kau mempercepat Proses pembuatan ID card mereka? Aku ingin memperkerjakan mereka di resto ku, cuman mereka tidak memiliki ID card.” Ujar Rill sembari menepuk bahu Pria yang ternyata bernama Shaka itu.

“Bisa-Bisa. Namanya siapa kalau boleh tau? Biar saya bisa langsung menanyakan kepada staff.”

“Namanya Ariesta Mcgie dan Zayn Mcgie.”Ujar Rill

“Sebentar.” Ujar Shaka Sembari menelfon seseorang.

“Halo, Jefri.”

“Yes, Sir.”

“Bisakah kau mempercepat proses data penduduk yang bernama Ariesta dan Zayn Mcgie?”

“oh bisa sir, kebetulan kami sedang proses punya mereka juga. Besok sudah bisa langsung di ambil.”

“Baiklah kalau begitu, Saya tunggu.”

Sambungan telfon pun terputus. Raut Wajah Shaka yang tadinya Serius, kini berubah menjadi ramah.

“Rill, katanya Besok sudah bisa di ambil. Suruh mereka kesini besok.” Ujar Shaka

“Aku duluan ya semua, ini ada Panggilan mendadak. Anyway, Salam kenal Ariesta dan Zayn, saya Shaka. Semoga kalian betah tinggal disini ya.”Sambung shaka sembari melihat Smartphone nya.

“Salam kenal juga Sir.” Ujar Ariesta yang melihat Shaka berlarian kecil menuju Gedung.

“Nah, besok saya yang akan ambilkan punya kalian. Sekarang ayo ke restoran.” Ujar Rill

Mereka berdua pun mengikuti Rill untuk pergi ke Restoran yang di sebut. Pemandangan city Hall yang berada di atas bukit ini, sangatlah indah. Satu hal yang mereka sebut saat pertama kali menginjakkan kaki di Negara ini. “indah” Entahlah apakah awal yang indah ini berujung Kepedihan atau Kebahagiaan. Yang jelas Ariesta berharap bahwa kebahagiaan Terus menghampiri dirinya dan orang-orang terdekat nya.

***

Restoran Delightful, 01.00 PM

   Sebuah Restoran Yang Tampak Megah itu kini berdiri kokoh di hadapan mereka. Ariesta dan Zayn Termangu menatap Keindahan Restoran tersebut. Dimana Design yang Sangat Mewah Membuat siapa saja yang Makan disini akan merasakan Kenyamanan. Rill yang tengah menelfon seseorang pun menyuruh Ariesta dan Zayn untuk duduk di dalam. Ada beberapa pertanyaan yang ingin di tanyakan Oleh Rill seputar identitas keduanya.

  Zayn menyikut lengan Ariesta. “Kakak, Restonya sangat mewah. Apakah benar nanti kita akan mendapatkan gaji yang sangat besar, seperti yang di janjikan?” tanya Zayn sembari melihat-luhat sekeliling ruangan.

Ariesta Tersenyum. Kemudian mengelus singkat rambut kepala Zayn dengan lembut. “Tentu saja. Tapi, balik lagi Gimana kinerja kita kedepannya itu penentu Gaji yang di bayarkan besar atau tidaknya. Maybe, untuk Awal-awal akan ada masa training dan gaji nya setengah dari gaji untuk karyawan Tetap. Tapi dengan begitu, kita bisa beli rumah dan tinggal disini.” Ujar Ariesta.

Zayn pun mengangguk mengerti. Rill yang sudah menelfon seseorang pun, mendekati mereka berdua. “Baiklah, kalau begitu ada beberapa hal yang ingin saya beritahu kepada kalian.”

“Silahkan.” ujar Ariesta

“Untuk Pekerjaannya, kalian tinggal melayani para pembeli. Untuk koki, itu nanti pas masa magang kalian sudah selesai. Jika kemampuan kalian baik, maka saya akan mempromosikan kalian langsung ke chef. Atau bahkan lebih lagi. So, saya mohon kerja sama nya ya.”Ujar Rill sembari memberikan pakaian Seragam Restoran.

“Terimakasih Pak, kami akan memberikan yang terbaik untuk restoran ini.” Ujar Ariesta senang. Akhirnya ia bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari sebelumnya dan bisa untuk bertahan di tempat ini.

 Mereka pun akhirnya membahas tentang pekerjaan di mulai dari jadwal, Serta tugas-tugas yang harus di Lakukan oleh mereka.

***

 

Daftar Chapter

Chapter 1: Prolog

212 kata

GRATIS

Chapter 2: New City

1,165 kata

GRATIS

Chapter 3: PERTEMUAN

1,108 kata

GRATIS
SEDANG DIBACA

Chapter 4: DIA

1,144 kata

GRATIS

Komentar Chapter (0)

Login untuk memberikan komentar

Login

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama memberikan komentar!