')">
Progress Membaca 0%

Chapter 3: Janji Rainbow

Acy Poetry 15 Aug 2025 557 kata
GRATIS

Senja selalu indah bagi geng Rainbow. Keenam orang itu kini berada di bandar udara. Mereka mengantarkan salah satu personil untuk merantau. Impian itu memang harus diusahakan dengan doa, perjuangan, dan pengorbanan. Hanna akan menaiki tangga menuju puncak impiannya. Dia pun harus rela berjauhan dengan keluarga, sahabat yang selama ini selalu menemaninya. Meski berat, tetapi keenam orang itu harus bisa saling melepas. Merentangkan jarak antara mereka. Air mata tentu tidak bisa dibendung. Perpisahan memang selalu akrab dengan rasa perih, walaupun sudah jauh-jauh hari momen ini direncanakan. 

Hanna memeluk dua sahabat perempuannya dengan sangat erat. Meira bahkan sudah menangis sejak dalam perjalanan menuju bandar udara. Rianti yang lebih tenang dan kalem juga mengusap pipi.

Adrian berdehem, membuat tiga perempuan melepas pelukan. "Apa lo?" ucap Meira sengit. “Mau peluk Hanna juga?”

Rianti berbisik pelan, dan cukup membuat Meira berhenti. Adrian melengus kesal, tapi memilih diam. Saat ini suasana hatinya sedang tidak baik, jadi dia memilih tidak meladeni Meira. 

"Kenapa, Dri?" Hanna melihat ada yang berbeda dari tatapan Adrian. 

Adrian menggeleng. “Gak apa-apa. Lo jaga diri baik-baik ya, di sana. Ingat jangan keseringan makan mie instant, ntar perut lo sakit. Terus jangan kecapean juga. Kalau lo banyak tugas, lo bisa hubungi gue, gak perlu stres.”

Dahi Meira mengernyit mendengar nasihat panjang Adrian untuk Hanna. Meski semua personil geng Rainbow tau bahwa Hanna memang tidak boleh terlalu stres. Akan tetapi ketika pesan itu diucapkan oleh Adrian membuat Meira ingin menggoda.

"Udah, ah jangan melow lagi," sela Daru.

Dalam geng Rainbow, Daru adalah personil yang peka. Dia selalu bisa membaca situasi. Meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti tadi, Daru langsung menyela ketika melihat Meira akan membuka mulut menimpali Adrian. 

Adrian menarik Hanna dalam pelukan. Hanna yang belum siap dengan itu hanya berdiam pasrah saat tangan Adrian mengusap kepala belakangnya. Daru melihat adegan itu beberapa detik, segera membuang pandangan pada keramaian bandar udara. 

"Hei, gak usah lama-lama." Meira melerai pelukan itu. Tatapannya mengerling pada Adrian yang melihatnya dengan melotot. 

Stanly yang berdiri di dekat Adrian menyunginngkan sebuah senyum pada Hanna. Gadis berwajah oval itu menarik tangan Stanly. "Gue pasti bakal kangen sama pundak lo," ucap Hanna. Stanly yang salah tingkah membetulkan kacamatanya. "Jangan biarkan siapa pun bersandar di pundak lo, ya," tambah Hanna dan dijawab dengan anggukan oleh Stanly. 

"Ru," panggil Hanna pada Daru. Lelaki itu menoleh, tatapan mereka langsung bertemu. “Pamit, ya.”

"Jaga diri baik-baik," balas Daru. 

"Pasti," jawab Hanna singkat. 

Hanna berjalan menyeret kopernya. Setiap langkahnya semakin dekat dengan pintu bandar udara itu berarti semakin jauh dirinya dari orang-orang yang dia sayang. Dia menoleh ke belakang setelah melewati petugas. Dari balik dinding kaca kelima sahabatnya masih berdiri. Hanna cepat mengulas senyum, meski hatinya pilu. Ya, ini memang hanya tentang jarak, tapi jarak adalah pembunuh untuk banyak cerita. 

"Udah ah, Mei," bisik Daru sambil menyungingkan senyum pada Hanna yang berada di balik kaca. 

Meira mengelap cairan di ujung mata juga hidung. "Gue sedih, Ru." Suara Meira pelan sambil terisak. 

"Kita juga sedih, Mei," timpal Rianti. “Tetapi jangan buat langkah Hanna semakin berat dengan tangisan kita. Ayo, senyum.”

Meira memperlihatkan giginya yang rapi. Memberi senyum pada sahabatnya. Adrian tidak melepas pandang pada perempuan manis berlesung pipi. Rianti melirik Adrian dan Stanly bergantian, lalu menunjukan dua jempolnya pada Hanna. Daru tidak berubah, wajahnya tetap tenang.

Daftar Chapter

Chapter 1: Warna Pelangi

562 kata

GRATIS

Chapter 2: Ada Jarak Di Antara Pelangi

666 kata

GRATIS

Chapter 3: Janji Rainbow

557 kata

GRATIS
SEDANG DIBACA

Chapter 4: Baper

562 kata

GRATIS

Chapter 5: Adrian Si Merah

587 kata

GRATIS

Komentar Chapter (0)

Login untuk memberikan komentar

Login

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama memberikan komentar!