')">
Progress Membaca 0%

Chapter 4: Baper

Acy Poetry 15 Aug 2025 562 kata
GRATIS

Bandar udara adalah saksi sebuah pertemuan dan perpisahan. Entah sudah berapa tawa yang mekar atau tangis yang tumpah. Tentang perpisahan, tidak ada yang lebih sakit baik yang pergi atau yang ditinggalkan. Hanna menyapu genangan air mata di sudut matanya. Dia melambaikan tangan sebagai ucapan perpisahan. Kelima sahabatnya pun melakukan hal yang sama. Hanna menarik napasnya lebih dalam, menghirup udara kota yang selama ini dia tinggali dan kini harus ditinggalkan. 

"Selamat jalan, kotaku. Sampai bertemu lagi Rainbow-ku." Hanna berkata pelan. Kemudian kakinya kembali melangkah di antara ramainya bandar udara internasional ini. 

***

"Aaahhhh, gue kangen Hanna." Meira berkata ketika geng Rainbow berkumpul. Sudah tiga bulan sejak perpisahan mereka. Nyatanya geng Rainbow belum terbiasa tanpa si Kuning Hanna. Malam minggu itu mereka kembali berkumpul seperti biasa, tetapi bukan di gazebo rumah Hanna. Melainkan teras rumah Daru. 

"Gue juga kangen," ucap Adrian. Kalimat itu cukup membuat Rianti dan Daru menoleh padanya. Berbeda dengan Meira. Perempuan cantik berkulit putih mengerlingkan matanya, satu sudut bibirnya terangkat. 

"Mata lo mau lompat, tuh," ketus Adrian. Mendapati tatapan Meira yang berisi ejekan. 

"Astaga kalian tuh, ya." Rianti berujar. Heran dengan dua orang yang masih saja sering bertengkar. “Terlalu benci itu gak baik. Ntar justru jatuh cinta.”

"Gak, lah." Meira membalas cepat, sambil melambaikan tangannya cepat. Seakan benar-benar tidak akan jatuh cinta pada Adrian. 

"Gue juga ogah," sergah Adrian. 

“Ngomong-ngomong kalian percaya gak sih kalau cowok dan cewek itu gak bisa murni bersahabat. Salah satu akan ada yang baper.”

Kelima orang itu saling menatap. Teras rumah Daru yang luas itu mendadak hening. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Pertanyaan Meira yang tiba-tiba membuat mereka kembali mengingat awal geng Rainbow terbentuk. 

"Lo percaya, Ru?" Meira mengejutkan Daru yang sedang melamun. Lelaki itu hanya mengangkat bahu.

"Ngaco, lo." Adrian melempar kacang kulit pada Meira. 

"Gue kan cuma tanya," ketus Meira. 

"Lo semua ingat janji kita, kan?" tanya Adrian dengan suaranya yang berat. 

Rianti orang pertama yang merespon. “Ingat. Bahwa di antara geng Rainbow gak boleh ada yang saling baper.”

Ya, mereka telah berjanji untuk itu. Perjanjian yang justru kini menjerat mereka. Dulu mereka hanya remaja ingusan yang memang tidak pernah berpikir akan saling jatuh cinta. Namun waktu dan kebersamaan membuat benih-benih rasa itu tumbuh, tanpa  tau kapan rasa itu ditanam. 

"Nah, itu ingat." Adrian menepuk pundak Rianti yang duduk di sampingnya. 

Stanly mengintip Meira dan Daru secara bergantian dari balik kaca matanya. 

"Per … Perjanjian itu bi … bisa direvisi ga?" tanya Stanly terbata-bata.

Semua mata langsung mengarah pada lelaki paling pintar di geng Rainbow. 

"Lu?" tanya Daru curiga. 

Apakah Stanly menyukai salah satu perempuan yang ada di geng Rainbow. Siapa yang dia sukai. Hanna si Kuning, Rianti si Hijau, atau justru Meira si Ungu. 

"Lo jangan mengada-ngada ya, Stan. Gue gak mau geng Rainbow jadi berantakan hanya karena perihal asmara. Di luar sana masih banyak cewe lain yang bisa lo pacarin." Adrian berkata tegas. Bola matanya yang hitam membuat tatapan itu penuh intimidasi. Membuat  nyali geng Rainbow menciut. Tidak ada yang berani menyanggah atau bahkan sekadar membalas tatapan itu. 

Stanly menunduk, membetulkan kacamatanya. Daru menepuk pundak Stanly pelan. Meira yang duduk di samping Stanly ingin menyandarkan pundaknya di bahu Stanly, tetapi laki-laki itu reflek menghindar. Dia ingat janjinya pada Hanna, bahwa hanya Hanna yang boleh bersandar di pundaknya.

Daftar Chapter

Chapter 1: Warna Pelangi

562 kata

GRATIS

Chapter 2: Ada Jarak Di Antara Pelangi

666 kata

GRATIS

Chapter 3: Janji Rainbow

557 kata

GRATIS

Chapter 4: Baper

562 kata

GRATIS
SEDANG DIBACA

Chapter 5: Adrian Si Merah

587 kata

GRATIS

Komentar Chapter (0)

Login untuk memberikan komentar

Login

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama memberikan komentar!