')">
Progress Membaca 0%

Chapter 3: Cemburu yang Sembunyi

Acy Poetry 15 Aug 2025 577 kata
GRATIS

Langit kota Surabaya berwarna biru terang. Sinar matahari begitu menyilaukan. Aldo duduk di ruang kantornya, menatap ke arah jendela. Lelaki keturunan Tionghoa untu termenung. Beberapa bulan terakhir dia sering kali mendengar sahabatnya, Slofa, menceritakan tentang seseorang. Aldo ingin ikut bahagia mendengar kabar itu, tetapi hatinya menyangkal untuk ikut bahagia. Justru ada perih yang menyayat setiap kali Slofa menceritakan lelaki yang disebutnya kekasih itu.

Lamunan lelaki itu buyar saat ponselnya berdering. Dia menatap foto yang tampil di layar. Meski enggan
Aldo tetap menggeser layar ponselnya. Kemudian muncullah wajah perempuan berkulit putih dan mata sipit sedang tersenyum dengan mulut yang terbuka lebar.

"Hallo, kembaran gue," ucapnya. "Lo lagi ngapain? Lagi mikirin gue, ya? Heeeem… Gue tuh emang selalu ngangenin." Suara Arinda melengking.

"Volume suara lo bisa pelan dikit gak? Ampe kedengaran lo sama orang satu kantor," gerutu Aldo. Dia meletakan kaca mata. "Tumben lo nelpon gue. Ada apa? Mau cerita tentang cowo-cowo yang naksir lo? Bosen gue dengernya, Rin."

Arinda menaikan satu ujung bibirnya. "Itu resiko lo punya kembaran cantik kayak gue."

Aldo hanya bergumam mendengar perkataan kembarannya. Memang benar punya kembaran cantik seperti Arinda membuat Aldo sering kelabakan menanggapi lelaki yang mencoba mendekati Arinda melalui dirinya. Meski keduanya memiliki paras nan rupawan, tetapi bukan jaminan mereka punya banyak kekasih. Arinda baru dua kali berpacaran, sedangkan Aldo belum pernah sama sekali.

"Huy, kok lo bengong. Mikirin apa?" tanya Arinda. Suaranya mengejutkan Aldo.

"Lo ngapain nelpon gue? Kalau mau curhat tentang fans lo mending telpon nyokap, deh. Gue lagi banyak kerjaan, Rin," sungut Aldo. Dia menekan pangkal hidungnya.

Mata sipit Arinda semakin kecil saat dia tertawa melihat wajah Aldo yang kusut. 

"Gue emang mau cerita tentang cowo, tapi cowok kali ini beda, Do. Gue gak mungkin cerita sama nyokap," ucap Arinda. Perempuan itu memasang wajah serius agar Aldo memerhatikannya.

"Ya, udah. Buruan cerita. Gue dengerin, nih."

"Dia cowok Indonesia, Do. Cakep dan maskulin banget."

"Heeem. Terus?" Aldo menanggapi setengah malas.

"Lo mau tahu gak namanya?" 

"Emangnya penting ya gue tahu namanya. Lagian belum tentu juga dia bakal jadi ipar gue," ketus Aldo. Satu hal lagi yang terkadang bikin dia kesal dengan Arinda. Perempuan itu kalau mau cerita selalu bertele-tele.

"To the point aja deh, Rin. Gue banyak kerjaan, nih."

"Nama cowoknya Dito." Singkat, padat, dan jelas Arinda menjawab. 

Aldo yang sedang bersandar langsung menegakan posisi duduknya. Dia tidak asing dengan nama itu, meski belum kenal ataupun bertemu. 

"Lo kenal sama cowok itu. Gimana ceritanya. Waktu itu lo bilang gak kenal," cecar Aldo.

Mulut Arinda terbuka lebar, memerlihatkan giginya yang putih. "Langsung semangat kan lo."

Lelaki putih yang mengenakan kemeja warna biru tua itu langsung salah tingkah. Dia menyibak rambut lurusnya. Nama itu adalah nama yang disebut Slofa beberapa waktu belakang ini. Baik dalam pesan singkat ataupun telepon. Hal itu cukup membuat Aldo gelisah.

"Lo mau cerita gak?" Emosi Aldo mulai tersulut. Keningnya berkerut dan mata yang membesar. 

"Iya … iyaaa. Kalem, sih. Jadi, Dito ini adalah orang Indonesia yang sedang ada di Jerman juga. Dia seorang fotografer. Beberapa hari lalu, gue diundang Slofa ke apartemennya. Nah, si Dito juga ada di sana," terang Arinda.

"Terus?"

"Gak ada terusnya, Do. Udah selesai ceritanya."

Di dalam ruangannya Aldo duduk dengan gelisah. Kadang duduk, kadang berjalan, kadang berdiri di dekat jendela. Sejak dulu segala yang berhubungan dengan Slofa selalu berhasil membuat lelaki itu resah. Seperti kali ini, cerita Arinda membuat  Aldo tidak bisa melanjutkan pekerjaan. Lelaki itu memilih duduk di kantin kantornya. Dia butuh kopi untuk menenangkan pikiran.

Daftar Chapter

Chapter 1: Kehangatan di Musim Gugur

675 kata

GRATIS

Chapter 2: Langkah di Depan Rathaus Aache...

618 kata

GRATIS

Chapter 3: Cemburu yang Sembunyi

577 kata

GRATIS
SEDANG DIBACA

Chapter 4: Di Antara Dua Pilihan

734 kata

GRATIS

Chapter 5: Tuhan Hanya Satu

678 kata

GRATIS

Komentar Chapter (0)

Login untuk memberikan komentar

Login

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama memberikan komentar!